Canso Asia-Pacific Conference 2022
INDIA,HALOBANTEN.COM – AirNav paparkan kiat hadapi pandemi Covid-19 di India, dalam konferensi Civil Air Navigation Services Organization (CANSO) regional Asia-Pasifik 2022.
CANSO Regional Asia-Pasifik merupakan organisasi penyedia layanan navigasi penerbangan sipil internasional.
CANSO merupakan organisasi yang menjadi wadah bagi Air Navigation Service Provider (ANSP) di seluruh dunia untuk saling berbagi.
Tujuannya untuk meningkatkan pelayanan dan keselamatan penerbangan.
AirNav Indonesia menghadiri Dalam rangkaian kegiatan yang berlangsung selama 3 hari di Goa, India tersebut.
Direktur Utama AirNav, Polana Banguningsih Pramesti hadir sebagai salah satu Panelis.
Dia memaparkan kiat-kiat AirNav menghadapi krisis pandemi COVID-19 yang telak menghantam sektor perhubungan udara secara global.
“Alhamdulillaah, AirNav Indonesia menjadi salah satu dari Panelis yang berkesempatan memimpin sesi paparan,” ujar Polana pada Rabu (02/11/2022).
Tidak mau melewatkan kesempatan yang baik itu, Polana menyampaikan dua materi sekaligus.
Yaitu upaya pemulihan sektor penerbangan khususnya untuk penerbangan internasional melalui implementasi User Preffered Routes (UPRs) mulai bulan Juni 2020.
Materi kedua yaitu penerapan strategi inisiatif selama pandemic Covid-19.
Dalam pemaparannya, AirNav menyampaikan kondisi penerbangan di Indonesia secara umum selama pandemi.
Mulai dari adanya penurunan jumlah penerbangan pada awal tahun 2020, hingga trend pemulihan jumlah penerbangan yang secara berangsur-angsur.
Tentunya dengan dukungan program penanganan pandemi oleh Pemerintah Indonesia melalui pembatasan kegiatan masyarakat secara terorganisir.
Dalam prosesnya, AirNav terus berkolaborasi dengan stakeholder penerbangan baik untuk lingkup nasional maupun internasional.
Termasuk dengan Kementerian Perhubungan RI sebagai regulator dan asosiasi maskapai penerbangan dan International Air Transport Association (IATA).
AirNav Indonesia Dapat Apresiasi Dari IATA
Upaya AirNav dalam memulihkan sektor penerbangan melalui implementasi UPRs bahkan mendapatkan apresiasi khusus oleh IATA.
Mereka melihat dampak efisiensi yang secara langsung terasa oleh maskapai penerbangan yang merupakan pengguna jasa layanan navigasi penerbangan.
Seperti penghematan bahan bakar, pengurangan jarak dan waktu tempuh penerbangan.
Kemudian peningkatan aspek keselamatan, dan fleksibilitas dalam penyusunan rencana terbang.
“Ke depan, AirNav siap untuk mendukung maskapai dalam penerapan operasional penerbangan yang paling efisien melalui penawaran lintasan UPRs semi-permanen,” paparnya.
“Kami juga membutuhkan banyak masukan dari semua pihak yang berkepentingan untuk dapat mengoptimalkan apa yang bisa AirNav optimalkan,” terangnya.
Inovasi AirNav dalam peningkatan kualitas pelayanan di ruang udara Indonesia terus berprogres seiring berjalannya waktu.
Buktinya yakni dengan telah adanya penerapan sejumlah prosedur penerbangan berbasis performa pesawat (Performance-Based Navigation/ PBN) di rute-rute domestik secara bertahap sejak tahun 2020 hingga tahun 2023.
AirNav juga telah merancang dan mengimplementasikan rute-rute penerbangan berbasis visual (Visual Flight Rules-Routes) untuk operasional di sejumlah daerah.
Terutama pada area-area yang memiliki banyak terrain seperti wilayah pengunungan serta di wilayah garis pantai.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, sektor transportasi udara di Indonesia merupakan tulang punggung perekonomian negara.
Hal tersebut membuka peluang untuk optimalisasi penerapan berbagai bentuk prosedur penerbangan.
“AirNav Indonesia siap untuk terus berinovasi,” terang Polana dalam keterangan tertulis diterima HaloBanten.com.
Pihaknya memiliki sumber daya manusia dan peralatan yang mumpuni untuk terus berkembang.
AirNav Indonesia juga terus lakukan inovasi dalam bidang digitalisasi layanan.
“Termasuk melalui pengembangan aplikasi peta penerbangan digital yang dapat diakses oleh internal dan eksternal,” lanjutnya.
Dia berharap partisipasi AirNav di forum internasional itu dapat menghasilkan ide dan pemikiran solutif.
Khususnya terhadap berbagai kebutuhan pelayanan navigasi yang prima di ruang udara.
Tidak hanya di Indonesia, namun juga secara global.
“Rencana-rencana perbaikan yang akan AirNav lakukan tidak luput dari anjuran dan diskusi dari berbagai pihak yang terlibat,” pungkas Polana. (JEK)