Cirebon, HALOBANTEN COM – kecamatan Sepatan Timur Kabupaten Tangerang, Banten, turut andil dalam gelaran Teknologi Tepat Guna (TTG) Nusantara ke-23 di Cirebon Jawa Barat.
Dalam event itu, Kecamatan Sepatan Timur menampilkan teknologi Biokonversi Sampah Dengan Maggot Black Soldier Fly (BSF).
Acara yang digelar oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, sejak 18-21 Oktober 2022 di Hotel Aston Cirebon ini dibuka langsung oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar.
Kegiatan TTG Nusantara ini diikuti oleh seluruh kabupaten/kota dan provinsi seluruh Indonesia.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, mengatakan pengembangan dan penggunaan teknologi tepat guna untuk kemajuan ekonomi dan pertanian masyarakat desa merupakan salah satu arah kebijakan pembangunan desa.
“Teknologi tepat guna menjadi variable penting bagi peningkatan produktifitas warga desa baik di sektor perekonomian pertanian, perikanan maupun peternakan,” ungkapnya.
Abdul Halim Iskandar mengajak para gubernur, bupati dan walikota untuk memanfaatkan produk-produk dalam negeri hasil UMKM, Bundes sehingga pemulihan dan penguatan ekonomi nasional dapat lebih cepat tercapai.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati Tangerang Mad Romli didampingi oleh Kadis DPMPD, Dadan Gandana mengunjungi stand TTG Kabupaten Tangerang yang diwakili oleh Kecamatan Sepatan Timur.
Kecamatan Sepatan Timur menampilkan inovasi Biokonversi Sampah Dengan Maggot Black Soldier Fly (BSF).
“Saya senang dan bangga, Kabupaten Tangerang bisa hadir pada event Teknologi Tepat Guna Nusantara ke-23 ini,” kata Mad Romli.
Semoga apa yang ditampilkan bisa manjadi referensi dan inspirasi bagi daerah lain, khususnya dalam hal penanganan sampah dengan memanfaatkan maggot.
Mad Romli juga berharap kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Tangerang dapat terus berinovasi dalam mengembangan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan dan mudah serta terjangkau untuk kemajuan dan peningkatan ekonomi masyarakat.
Menurutnya, potensi lokal di masing-masing kecamatan-kecamatan berbeda-beda.
Untuk itu masing-masing kecamatan juga dapat mengembangkan teknologi tepat guna yang mudah, ramah lingkungan dan terjangkau sesuai dengan karakteristik wilayah dan masyarakatnya. (JEK)