Tangsel, HALOBANTEN.COM – Kasus kekerasan terhadap remaja ABG oleh teman-teman sebayanya di Serpong Tangerang Selatan (Tangsel) beberapa hari lalu, mendapat perhatian serius Ketua Lembaga Perilindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi.
Pria yang akrab dengan panggilan Kak Seto ini bukan hanya menyoroti soal pentingnya orang tua mendampingi anak-anaknya saat bermain dengan gadget. Dia juga menyoroti dampak dari lamanya masa pandemi Covid-19 yang membuat anak-anak menjadi lebih akrab dengan berbagai aplikasi permainan di android atau sejenisnya.
Menurutnya, kasus persekusi dan kekerasan yang dialami seorang anak remaja usia 16 tahun oleh teman-teman sebayanya di Serpong harus menjadi pelajaran bagi semua pihak, khususnya di Tangsel dan umumnya di seluruh Indonesia.
Aksi kekerasan tersebut menurutnya merupakan salah satu dari dampak pandemi yang cukup lama sehingga membuat kegiatan sosialisasi, edukasi dan lain sebagainya yang mengandung edukatif hampir tidak ada. Akhirnya, anak-anak masuk ke dalam suatu alat yang sebetulnya ada sisi-sisi positifnya tapi juga tidak sedikit isi negatifnya yaitu gadget, android atau sejenisnya.
Salah satu alat yang bisa membuat anak-anak asik karena tersalurkan dinamikanya yaitu game online pada gadget tersebut. “Kalau itu berlebihan dan tidak ada kontrol maka bisa berdampak negative, diantaranya adalah bullying, tindakan kekerasan, perundungan, persekusi atau jenis lainnya,” kata Ka Seto kepada HALOBANTEN.COM, saat dihubungi melalui ponsel genggamnya, Minggu (22/5/2022).
Dia mengingatkan kepada semua pemangku kepentingan pendidikan, mulai dari orang tua dan guru untuk bisa memberikan keseimbangan kegiatan supaya anak tidak sepenuhnya dikuasai oleh media social, atau gadget, kemudian anak bisa asik bermain tapi dampaknya kemudian bisa melahirkan berbagai pengaruh negative seperti kekerasan, bullying dan sebagainya.