Jakarta, HALOBANTEN.COM – Setelah menunggu beberapa pekan, Tim Medis Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) mengabarkan bahwa mereka telah tiba di Jalur Gaza, Palestina. Tim ini terdiri dari dokter spesialis bedah ortopedi, dokter umum, perawat dengan berbagai keahlian, bidan, dan personel medis lainnya. Kedatangan mereka, sekitar pukul 22.15 WIB atau 17.15 waktu setempat, disambut dengan sukacita oleh relawan MER-C di Gaza dan pejabat Kementerian Kesehatan Palestina.
Suasana haru dan syukur menyelimuti Gedung Imigrasi di Perbatasan Rafah sisi Gaza ketika 11 relawan MER-C turun dari bus yang membawa mereka dari Perbatasan Rafah Mesir ke Perbatasan Rafah Gaza yang hanya berjarak sekitar 100 meter saja. Dengan kedatangan mereka, total relawan WNI MER-C di Gaza saat ini mencapai 13 orang.
Tim MER-C akan bertugas selama minimal dua pekan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk oleh WHO dan Kementerian Kesehatan Palestina, khususnya di Jalur Gaza bagian Selatan. Mereka akan memberikan bantuan di rumah sakit yang masih beroperasi di wilayah tersebut, di tengah lumpuhnya sebagian besar fasilitas kesehatan di sepanjang Jalur Gaza.
Kolaborasi dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) memungkinkan Tim Medis MER-C untuk mencapai Jalur Gaza di bawah payung Emergency Medical Team (EMT), sebagai bagian dari upaya internasional untuk memberikan bantuan di wilayah yang masih dilanda konflik.
MER-C, bekerja sama dengan WHO, berkomitmen untuk terus mengirimkan Tim Medis secara berkelanjutan ke Jalur Gaza, Palestina. Mereka juga mengajak para tenaga medis dari organisasi profesi, lembaga medis, fakultas kedokteran, dan instansi medis lainnya untuk bergabung dalam misi kemanusiaan ini atas nama bangsa Indonesia, sejalan dengan amanat UUD 1945 dan politik luar negeri Indonesia.
Bantuan medis dan kemanusiaan akan terus disalurkan oleh MER-C secara bertahap ke Jalur Gaza, dengan harapan bahwa kontribusi ini dapat menjadi dukungan nyata dari bangsa Indonesia, khususnya bagi Palestina. MER-C juga berharap jika situasi sudah memungkinkan, mereka dapat kembali membangun Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza bagian Utara, yang saat ini sulit dijangkau karena situasi konflik yang masih berlangsung. (Red)